Nabi Muhammad ﷺ mengingatkan hal ini ketika pulang dari Perang Badar. Beliau berkata kepada para sahabatnya, “Kita pulang dari perang yang kecil menuju perang yang lebih besar.”
Lalu, salah seorang sahabat bertanya, “Apa perang yang lebih besar itu, wahai Rasulullah?”
Jawab beliau, “Perang melawan hawa nafsu.”
maksud Perang melawan hawa nafsu adalah Perang melawan diri sendiri. memimpin diri sendiri (self-leadership) hanya bisa kita lakukan ketika kita mampu menguasai dan mengendalikan hawa nafsu.
Seorang bijak berkata, “Setiap musuh yang Anda perlakukan dengan sopan akan menjadi kawan, kecuali nafsu. Semakin lunak Anda padanya, ia akan semakin melawan.”
Pilihannya hanya dua: kita yang memimpin nafsu atau nafsu yang akan memimpin perilaku dan sifat kita. Semakin kita mampu mengendalikan hawa nafsu, semakin mudah kita memimpin diri sendiri.
Self-leadership adalah dasar dari sebuah kepemimpinan. Sebuah ungkapan mengatakan, “Anda tidak akan mampu memimpin orang lain jika tidak mampu memimpin diri sendiri.” Hal ini hanya bisa dilakukan ketika kita mampu menegakan disiplin untuk diri kita sendiri (self-discipline). Self-discipline merupakan aktivitas yang paling berat karena berkaitan dengan diri sendiri dan tidak melibatkan orang lain.
Contoh self-discipline, konsisten melakukan yang benar sekalipun tidak ada orang lain yang melihat.
Self-leadership tidaklah mudah, sebab kita harus berani menghukum diri sendiri (self-punishment). Biasanya, kita sebagai pemimpin mudah menghukum dan memberikan sanksi kepada rekan kerja, tetapi kita mudah memaafkan kesalahan kita sendiri (self-excuse).
Arti Kepemimpinan Menurut James B. Miller
L | Listening (Mendengarkan) |
E | Empowering Viewpoint (Pemberdayaan) |
A | Ambition (Ambisi) |
D | Desire (Hasrat) |
E | Example (Contoh) |
R | Respect (Menghormati) |
S | Self-Esteem (Menghargai Diri Sendiri) |
H | Heart (Hati) |
I | Initiative (Inisiatif) |
P | Patience (Kesabaran) |
Sebagian besar tulisan tersebut diambil dari buku “Bekerja Karena Allah”
Photo by Jehyun Sung on Unsplash