Fundamental
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti kata dosen adalah tenaga pengajar pada perguruan tinggi.
Pengajar atau dosen yang kompeten, biasanya akan memberikan pengetahuan yang dapat mencerahkan otak mahasiswa, memicu aksi dan menanamkan fundamental skill.
Fundamental skill ini harus dibangun sejak dini, yaitu dari jenjang Sekolah Dasar. Dan menurut saya untuk di Indonesia, fundamental skill ini harus tetap di ajarkan sampai perguruan tinggi karena kualitas pendidikan yang belum merata.
Untuk menjadi expert di fundamental skill, setiap orang butuh waktu yang berbeda-beda. Ada yang cukup di sekolah saja atau bahkan seumur hidupnya. Nah, disinilah pentingnya kita mengenal diri kita sendiri (self-awareness). Sudah sejauh manakah kita menguasai fundamental skill ? Salah satu cara efektif mengujinya adalah dengan mengikuti berbagai macam tes seperti Tes Potensi Skolastik (TPS), Tes Potensi Akademik (TPA) atau Criteria Cognitive Aptitude Test (CCAT) atau tes lainnya yang menguji fundamental skill.
Yang dimaksud dengan fundamental skill adalah sebagai berikut:
Basic Thinking Skill
Bagaimana caranya kita tau, apa yang kita pikirkan itu sudah benar? atau tau bahwa pemikiran kita itu salah? bagaimana informasi yang kita terima kita bisa validasi dengan benar? bagaimana caranya?
Singkat cerita, coba kita pahami Efek Dunning–Kruger di grafik berikut ini:
Penjelasan singkat dari grafik tersebut adalah, ketika orang mempelajari hal baru lalu dia merasa sangat percaya diri dan merasa tau segalanya. Padahal kompetensinya masih rendah.
Seiring berjalannya waktu, asalkan orang tersebut terus belajar, dia akan sadar bahwa ada hal-hal lain yang ternyata dia belum tau. Bahkan berpikir bahwa dia tidak akan pernah bisa memahami hal itu.
Pantang menyerah, belajar dan belajar lagi, sampailah orang itu di titik dimana dia bisa mulai memahami ketidaktahuannya. Kemudian dia pelajari kembali lalu mulai merasa masuk akal dengan hal-hal tersebut. Sehingga pada akhirnya orang ini akan sadar bahwa, ternyata hal itu tidaklah mudah, itu adalah hal yang complicated. Dan pada saat itulah kompetensinya dia semakin tinggi, semakin baik dari sebelumnya.
Agar tidak terjebak dengan Efek Dunning–Kruger, ada salah satu tools berpikir yang bisa digunakan yaitu Systems Thinking:
- Connection circles
- Iceberg model
- Balancing feedback loop
- Reinforcing feedback loop
Dan masih banyak tools berpikir lainnya yang bisa digunakan, seperti First principles thinking, Cynefin framework, Six Thinking Hats dan lain sebagainya.
Tujuan utama dari Basic Thinking Skill adalah agar kita tidak terjebak dengan bias kognitif (cognitive bias) dan kesesatan berpikir (logical fallacy).
Quantitative Reasoning
Kita hidup di dunia dimana hampir semua hal memiliki ukuran. Dan ketika bicara mengenai ukuran biasanya juga akan membicarakan angka. Jadi, kemampuan kuantitatif jelas diperlukan agar kita bisa membuat kesimpulan yang relevan di dunia yang serba angka ini.
Saya merekomendasikan buku The Art of Logic karya Eugenia Cheng. Buku ini akan mengajak kita dari sudut pandang seorang pure mathematician dan hubungannya dengan sosial melalui prinsip deduksi. Bisa jadi setelah membaca buku ini kamu akan melihat dunia ini dengan sudut pandang yang berbeda.
Verbal Reasoning
Yang pernah atau bahkan sering mengikuti test potensi akademik atau psikotest seharusnya sudah tidak asing dengan istilah verbal reasoning. Jadi verbal reasoning adalah suatu sikap atau pemikiran yang didasarkan atas suatu informasi yang di asosiasikan atau di korelasikan sedemikian rupa sehingga menjadi logika yang masuk akal dalam frame atau ruang lingkup tertentu. Biasanya isi test verbal reasoning ini adalah test sinonim, test antonim, padanan hubungan kata, dan pengelompokan kata.
Kenapa verbal reasoning atau penalaran verbal penting?
Penalaran verbal adalah keterampilan penting karena merupakan dasar untuk berkomunikasi dengan orang lain, membaca dan menafsirkan suatu informasi dengan penalaran yang logis, mendiskusikan berbagai macam hal, dan menulis secara benar dengan kosa kata yang bagus. Hal tersebut juga sangat berhubungan dengan persepsi, pemahaman dan pemecahan pertanyaan dengan subjek yang rumit. Selain itu penalaran verbal juga dapat membantu kita menumbuhkan rasa empati.
Scientific Thinking
Bagaimana cara kita membuktikan suatu teori? salah satunya adalah dengan metode empiris. Bukti empiris (juga data empiris, indra pengalaman, pengetahuan empiris) adalah suatu sumber pengetahuan yang diperoleh dari observasi atau percobaan. Bukti empiris adalah informasi yang membenarkan suatu kepercayaan dalam kebenaran atau kebohongan suatu klaim empiris.
Dengan scientific thinking suatu ide/teori/konsep bisa diolah menggunakan teknik induksi, deduksi, experimental design, causal reasoning, concept formation, hypothesis testing, dan lain sebagainya. Singkatnya ya penelitian atau research based.
Atau bisa juga diartikan bahwa scientif thinking itu adalah rasa penasaran untuk membuktikan sesuatu hal dengan melalukan observasi dan memformulasikan hasil observasinya.
Communication Skill
Bagaimana kita menggunakan kata-kata, kalimat bahkan diksi yang tepat dalam menulis atau berbicara. Suatu kata-kata bisa menghancurkan sekaligus menghidupkan. Perhatikan bagaimana Soekarno berpidato, Oemar Said Tjokroaminoto berpidato, tulisan-tulisan Tan Malaka yang mengsinpirasi bedirinya Republik Indonesia dan tokoh-tokoh besar lainnya. Kekuatan kata-kata yang dilontarkan bisa membangkitkan semangat perjuangan bahkan merevolusi keadaan.
Bukan berarti kita harus menjadi seperti mereka, tapi itu adalah contoh kemampuan berkomunikasi. Bahkan kemampuan komunikasi ini seharusnya menjadi hal wajib yang perlu diasah disetiap jenjang pendidikan di Indonesia. Minimal kita bisa berkomunikasi dengan baik terkait dengan kompetensi yang kita miliki. Bayangkan ketika kita berbicara dan orang memahami apa yang kita ucapkan, tentunya akan menyenangkan bukan? dan kita bisa membangun hubungan interpersonal yang panjang serta mendapatkan kepercayaan.
Ya! komunikasi yang baik dan bisa dipahami akan membangun kepercayaan yang bermanfaat untuk jangka panjang.
Empathy
Apa jadinya jika manusia kehilangan rasa empati?
Empati adalah tentang bagaimana kita memposisikan diri kita sebagai orang lain, melihat dari kaca mata atau persepektif orang lain. Harapanya dengan memposisikan diri kita di posisi orang lain, kita bisa merasakan apa yang mereka rasakan. Memang tidak mudah, sebagian orang tumbuh dengan rasa empati yang baik, tapi sebagian orang sulit berempati. Banyak faktor yang menyebabkan hal tersebut. Tapi yang pasti empati bisa dilatih, asalkan ada kemauan.
Empati sangat berguna di dalam kehidupan sehari-hari, dalam pekerjaan, dalam bersosialisasi dan dalam berhubungan dengan banyak orang. Dengan Empati kita bisa menumbuhkan rasa gotong royong atau kebersamaan. Yang dalam pekerjaan akhirnya kita bisa berkolaborasi dengan lebih baik.
Learning Skill
Belajar cara belajar adalah hal yang jarang diperhatikan para pelajar ataupun para orang tua. Setiap orang bisa memiliki caranya masing-masing untuk meraih pemahaman akan suatu hal. Sekalipun banyak metode yang sudah dikembangkan oleh berbagai peneliti.
Saya merekomendasikan buku Belajar Cara Belajar karya Syarif Rousyan Fikri dkk. Penulis sudah merangkum berbagai macam metode belajar yang bisa kamu pelajari, siapa tau ada yang cocok. Selain buku itu ada juga Learning How To Learn karya Terry Sejnowski.
Kenapa memahami belajar cara belajar ini penting? karena, agar kita bisa mendapatkan pemahaman tertinggi dari hasil belajar kita. Salah satu indikator bahwa kita sudah paham adalah kita bisa membuat analogi kita sendiri, lalu kita uji ke orang lain, dengan menjelaskan analogi kita ke orang lain, dan kita lihat apakah analogi kita mudah dipahami oleh orang lain. Metode ini disebut dengan Feynman Technique.
Kutipan Bapak Pendidikan Nasional
Guru jangan hanya memberi pengetahuan yang perlu dan baik saja tetapi harus juga mendidik si murid akan dapat mencari sendiri pengetahuan itu dan memakainya guna amal keperluan umum. Pengetahuan yang baik dan perlu itu yang manfaat untuk keperluan lahir batin dalam hidup bersama.
Ki Hadjar Dewantara – Wasita, th I no 4 – Juni 1935
Menurut saya, perkataan Ki Hadjar Dewantara tersebut dapat diwujudkan melalui pembelajaran dan pembentukan fundamental skill. Dan bukan sekedar dipelajari tapi juga menjadi ahli dalam fundamental skill. Maka akan berdampak terhadap seluruh lapisan masyarakat.
Secara analogi, fundamental skill yang baik itu seperti tetesan air dan riaknya. Semakin tinggi kemampuan fundamental skill nya atau semakin tinggi tetesan air berasal, maka riak airnya akan semakin luas. Artinya manfaat dari penguasaan fundamental skill akan semakin luas, yang akan memiliki efek domino dimulai dari diri sendiri, keluarga, RT, RW, masyarakat, bangsa, negara dan dunia. Sehingga peradaban manusia menuju ke arah yang lebih baik dan mencerahkan.
Apapun yang dilakukan oleh seseorang itu, hendaknya dapat bermanfaat bagi dirinya sendiri, bermanfaat bagi bangsanya, dan bermanfaat bagi manusia di dunia pada umumnya.
Ki Hadjar Dewantara
Menjadi dosen itu tidak mudah, banyak beban administratif yang harus dikerjakan selain dari tugas utamanya. Bagaimana para dosen bisa maksimal merevolusi otak generasi penerus jika beban kerja dosen masih banyak yang dipusingkan oleh hal-hal yang bersifat administrasif yang tidak terkait langsung dengan tujuan utamanya.
Ing ngarsa sung tulada, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani. Di Depan, Seorang Pendidik harus memberi Teladan atau Contoh Tindakan Yang Baik, Di tengah atau di antara Murid, Guru harus menciptakan prakarsa dan ide, Dari belakang Seorang Guru harus Memberikan dorongan dan Arahan.
Ki Hadjar Dewantara
Kita juga perlu pahami bersama, bahwa pendidikan itu adalah untuk menjadikan manusia yang beradab. Peradaban manusia yang sudah ribuan tahun bahkan puluhan ribu tahun ini, mestinya lebih baik dari jaman-jaman sebelumnya.
Dengan adanya budi pekerti, tiap-tiap manusia berdiri sebagai manusia merdeka (berpribadi), yang dapat memerintah atau menguasai diri sendiri. Inilah manusia beradab dan itulah maksud dan tujuan pendidikan dalam garis besarnya.
Ki Hadjar Dewantara
Setelah membaca tentang Fundamental dan Kutipan Bapak Pendidikan Nasional, kita bisa melihat bagaimana potensi kontribusi yang bisa diberikan oleh seorang Dosen sangatlah besar.
Statistik Dosen Saat Ini
Berdasarkan data dari PDDikti, saat ini terdapat 276.473 dosen, 8.920.739 mahasiswa, 4.584 perguruan tinggi dan 34.261 program studi.
Jenjang pendidikan dosen pun bervariasi namun yang paling dominan adalah S2, detailnya sebagai berikut:
- D4 = 2.313
- S1 = 30.612
- S2 = 207.586
- S3 = 42.825
- Sp-1 = 3.093
- Profesi = 2.431
- Tanpa jenjang = 5.844
Lalu kalau kita lihat dari distribusi mahasiswa terhadap bidang yang diminati ada 4 bidang yang paling diminati yaitu Pendidikan, Ekonomi, Sosial, dan Teknik. Ternyata MIPA di Indonesia peminatnya masih terbilang jauh jika dibandingkan dengan yang lainnya. Padahal kata Pak Jokowi Indonesia Butuh Lebih Banyak Software Engineer.
Mari kita lihat apakah jumlah pengajar dan pelajarnya sudah ideal berdasarkan Undang-undang Pendidikan Tinggi Nomor 12/2012 serta Peraturan Pemerintah Nomor 4/2014 tentang Penyelenggaraan Perguruan Tinggi bahwa rasio dosen terhadap mahasiswa ideal, yakni 1:20 untuk eksakta dan 1:30 untuk ilmu sosial.
Yuk kita hitung untuk rasio eksakta:
Jumlah mahasiswa di bidang MIPA + Teknik = 196.743 + 1.024.321 = 1.221.064
Dengan rasio 1:20, idealnya diperlukan 61.053 dosen untuk mengajar bidang MIPA + Teknik
Saat ini jumlah dosen ada 276.473, sekalipun tidak ada data jumlah dosen yang mengajar MIPA + Teknik kita bisa perhatikan distribusinya dengan perumpamaan.
Apakah mungkin, sekitar 22% atau 61 ribu dosen dari 276 ribu mengajar bidang MIPA + Teknik ?
Sedangkan bidang lainnya total mahasiswa 4.807.029 mahasiswanya jauh sekali di atas gabungan MIPA + Teknik.
Kalau kalian sadar, total mahasiswanya pasti gak cocok dengan yang ada di summary nya. Entah kenapa, mungkin data di chart tidak dikeluarkan semua.
Jenjang Karir Dosen
Ada yang ingin benar-benar menjadi dosen atau ingin berkarir sebagai dosen?
Itu adalah 2 hal yang berbeda. Tapi kita juga harus realistis, bahwa kesejahteraan manusia akan lebih memfokuskan manusia itu terhadap tujuan utamanya masing-masing. Karena biasanya orang hanya akan loyal kepada mimpinya sendiri.
Jenjang karier dosen secara umum terdiri dari asisten ahli, lektor, lektor kepala, dan guru besar. Nah jabatan akademik ini meningkat seiring dengan angka kredit kumulatif. Menariknya, seorang dosen memiliki peluang untuk naik ke dua jabatan yang lebih tinggi sekaligus. Jabatan akademik yang dimiliki seorang dosen ketika mulai berkarier adalah sebagai Asisten Ahli, tapi bisa juga langsung Lektor. Berikut penjelasannya:
Asisten Ahli
Jabatan akademik yang pertama kali kamu duduki. Syaratnya harus berijazah Magister atau sederajat yang sesuai dengan bidang ilmu penugasan. Seorang asisten ahli setidaknya memiliki satu karya ilmiah yang dipublikasikan di jurnal ilmiah nasional sebagai penulis pertama, serta paling sedikit satu kegiatan pengabdian kepada masyarakat.
Dosen
Pendidikan Magister hanya diberi wewenang dan tanggung jawab untuk mengajar dan melakukan bimbingan tugas akhir di program Sarjana atau Diploma.
Dosen Asisten Ahli
Dengan pendidikan Doktor, selain bertugas di program Sarjana atau Diploma juga diberi wewenang dan tanggung jawab untuk membantu mengajar program Magister dan Doktor, serta membantu bimbingan Tesis.
Lektor
Jabatan akademik ini bisa langsung kamu peroleh, asalkan kamu sudah mengantongi ijazah Doktor atau sederajat ketika menjadi dosen. Syarat lain dalam pengangkatan pertama jabatan akademik ini kurang lebih sama dengan Asisten Ahli. Untuk naik jabatan dari Asisten Ahli ke Lektor, harus memenuhi angka kredit 200/300 kumulatif.
Dosen Lektor
Dengan pendidikan Magister hanya diberi wewenang dan tanggung jawab untuk mengajar dan melakukan bimbingan tugas akhir di program Sarjana atauDiploma. Khusus Lektor golongan III/D bisa membantu bimbingan Tesis.
Dosen Lektor Berpendidikan Doktor
Selain bertugas di program Sarjana/Diploma dan Magister, juga diberi wewenang dan tanggung jawab untuk membantu mengajar program Doktor, serta membantu bimbingan Disertasi.
Lektor Kepala
Lektor Kepala. Kenaikan jabatan dari Lektor ke Lektor Kepala, harus memenuhi angka kredit 400/550/700 kumulatif.
Dosen Lektor Kepala Berpendidikan Doktor
Dosen Lektor Kepala dengan pendidikan Magister diberi wewenang dan tanggung jawab untuk mengajar dan melakukan bimbingan tugas akhir di program Sarjana/Diploma dan Magister, serta membantu di program Doktor.
Dosen Lektor Kepala
Dengan pendidikan Doktor, diberi wewenang dan tanggung jawab untuk mengajar di semua program, melakukan bimbingan tugas akhir dan Tesis, serta membantu bimbingan Disertasi.
Guru Besar
Kenaikan jabatan dari Lektor Kepala ke Guru Besar, harus memenuhi angka kredit 850/1.050 kumulatif. Jabatan akademik Guru Besar hanya diberikan pada dosen yang berpendidikan terakhir Doktor. Guru Besar punya wewenang dan tanggung jawab untuk mengajar dan melakukan bimbingan di semua program.
Kesejahteraan Dosen
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti kata kesejahteraan adalah hal atau keadaan sejahtera. Arti lainnya dari kesejahteraan adalah keamanan, keselamatan, ketenteraman.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti kata sejahtera adalah aman sentosa dan makmur. Arti lainnya dari sejahtera adalah selamat (terlepas dari segala macam gangguan).
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti kata sentosa adalah bebas dari segala kesukaran dan bencana. Arti lainnya dari sentosa adalah aman dan tenteram.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), makmur berarti serba kecukupan, tidak kekurangan. Makmur bisa juga diartikan sebagai keadaan yang mencukupi kebutuhan dasar dan dengan keadaan itu kita merasa puas.
Sekarang harusnya kita sudah paham arti kesejahteraan. Baru kita bisa bertanya, apakah Dosen di Indonesia sudah makmur semuanya? apakah Dosen di Indonesia sudah sentosa? apa efeknya jika Dosen sudah makmur dan sentosa? dan lain sebagainya.
Kita juga bisa baca berita terkait beberapa kesukaran dosen yang dihadapi saat ini, khususnya terkait dengan Beban Kerja Dosen (BKD) dalam hal administratif.
Kontribusi Dosen
Bagaimana dosen bisa kontribusi dengan maksimal jika kesejahteraan mereka terkendala?
Bagaimana dosen bisa maksimal mengajarkan kemampuan fundamental dengan baik kepada anak didiknya, jika urusan administratif membebani?
Belum lagi ada kewajiban tridharma yang harus dipenuhi.
TRI DHARMA PERGURUAN TINGGI
– Pendidikan dan Pengajaran
– Penelitian dan Pengembangan
– Pengabdian kepada Masyarakat
Semoga kedepannya sistem pendidikan di Indonesia semakin baik lagi sehingga bisa mendongkrak kontribusi dosen yang serius ingin mencerdaskan generasi penerus.
Generasi penerus Indonesia harus menguasai fundamental skill dengan maksimal.
Sehingga Indonesia bisa menjadi the New Super Power Country!
Referensi:
https://pddikti.kemdikbud.go.id/
https://www.gramedia.com/pendidikan/profesi-dosen/
https://www.zenius.net/lp/topic/c826/general-introduction-to-thinking-machine
https://www.zenius.net/blog/tipe-jenis-pengetahuan
https://untools.co/
Photo by Mufid Majnun on Unsplash